{VISI DAN MISI Visi : Menjadi SMK yang mampu menyiapkan Sumber Daya Manusia Tingkat Menengah yang kompeten dan berakhlak mulia untuk mengisi pasar kerja di Era Globalisasi. Misi : Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kejuruan tingkat menengah yang berkualitas dalam bidang bisnis dan menejemen.}

MATERI LOMBA

 TOBEL 

1.Servis berkala 16.000 km pada Honda Beat FI umumnya mencakup pemeriksaan dan perawatan beberapa komponen penting untuk memastikan performa motor tetap optimal. Berikut daftar komponen yang diperiksa dan dilakukan perawatan:

1. Sistem Bahan Bakar

  • Pembersihan injektor menggunakan cairan injector cleaner
  • Pengecekan tekanan pompa bensin (fuel pump)
  • Pembersihan throttle body untuk menjaga performa mesin

2. Sistem Pelumasan

  • Penggantian oli mesin (wajib)
  • Pengecekan dan pembersihan saringan oli (jika ada)

3. Sistem Pendinginan

  • Pengecekan volume dan kualitas air radiator (jika menggunakan radiator)
  • Pembersihan kipas pendingin dan jalur udara

4. Sistem CVT (Continuously Variable Transmission)

  • Pembersihan dan pemeriksaan rumah CVT
  • Pengecekan kondisi roller, v-belt, dan kampas ganda
  • Pengecekan grease pada sliding sheave

5. Sistem Pengapian

  • Pengecekan kondisi busi, biasanya sudah waktunya diganti
  • Pengecekan sistem kelistrikan (koil, ECU, dan kabel-kabel utama)

6. Sistem Rem

  • Pengecekan dan pembersihan kampas rem depan & belakang
  • Pengecekan volume minyak rem (untuk rem cakram)
  • Pembersihan master rem dan kaliper jika diperlukan

7. Sistem Suspensi & Rangka

  • Pengecekan kondisi shock depan dan belakang (apakah ada kebocoran oli)
  • Pengecekan dan penyetelan komstir jika terasa oblak
  • Pengecekan kondisi rangka, apakah ada retakan atau karat

8. Sistem Kelistrikan & Aki

  • Pengecekan kondisi aki dan terminal aki
  • Pengecekan lampu-lampu dan klakson
  • Pengecekan fungsi speedometer dan panel indikator

9. Ban & Roda

  • Pengecekan tekanan angin ban
  • Pengecekan kondisi tapak ban apakah masih layak pakai
  • Pengecekan pelek apakah ada penyok atau tidak

Kesimpulan

Pada servis 16.000 km, beberapa komponen penting seperti oli mesin, busi, dan filter udara biasanya sudah perlu diganti. Sementara bagian lain seperti CVT, sistem rem, dan injeksi perlu dibersihkan dan dicek kondisinya agar tetap optimal.

Kalau motornya sering dipakai harian dengan jarak jauh atau sering melewati jalan rusak, disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih detail pada bagian suspensi dan komstir.

2.KERUSAKAN PADA MOTOR

Motor Honda Beat FI (Fuel Injection) bisa mengalami beberapa masalah umum yang sering terjadi seiring pemakaian. Berikut adalah beberapa trouble (masalah) yang sering dialami dan penyebabnya:


1. Mesin Sulit Dinyalakan / Susah Hidup

Penyebab:

  • Aki lemah atau soak → Starter elektrik tidak berfungsi optimal.
  • Busi kotor atau mati → Percikan api tidak maksimal atau tidak ada.
  • Injektor tersumbat → Bahan bakar tidak mengalir dengan baik ke ruang bakar.
  • Pompa bensin (fuel pump) lemah atau rusak → Tekanan bahan bakar tidak mencukupi.
  • Throttle body kotor → Aliran udara ke mesin terganggu.
  • Sensor CKP (Crankshaft Position) atau ECU bermasalah → Pengapian tidak bekerja dengan baik.

2. Mesin Brebet atau Mbrebet (Tersendat-sendat)

Penyebab:

  • Busi kotor atau sudah lemah
  • Filter udara kotor → Aliran udara ke mesin tidak optimal.
  • Injektor kotor atau tersumbat → Bensin tidak menyemprot sempurna.
  • Sistem bahan bakar kotor → Bisa dari tangki bensin atau saluran bensin.
  • Throttle body kotor atau ISC (Idle Speed Control) bermasalah → Putaran mesin tidak stabil.

3. Motor Mati Mendadak Saat Jalan

Penyebab:

  • Aki atau kiprok (regulator) rusak → Pengisian daya aki tidak stabil.
  • Pompa bensin melemah → Bahan bakar tidak sampai ke mesin.
  • Busi atau koil lemah → Pengapian tidak bekerja optimal.
  • Sensor injeksi bermasalah (CKP, IAT, TPS, O2 Sensor) → ECU menerima data yang salah.
  • Kabel kelistrikan ada yang putus atau konslet

4. Mesin Cepat Panas (Overheat)

Penyebab:

  • Oli mesin sudah kotor atau volumenya kurang → Pelumasan mesin tidak maksimal.
  • Kipas pendingin tidak bekerja → Mesin tidak mendapatkan pendinginan.
  • Saluran udara tersumbat → Pendinginan mesin terganggu.

5. Tarikan Berat atau Loyo

Penyebab:

  • Roller CVT aus atau rusak → Gerakan CVT tidak lancar.
  • V-Belt aus atau kendur → Perpindahan tenaga tidak maksimal.
  • Filter udara kotor → Mesin kekurangan udara untuk pembakaran.
  • Kampas ganda CVT mulai aus → Daya cengkramnya melemah.
  • Injektor kotor → Campuran bahan bakar tidak sempurna.

6. Boros Bensin

Penyebab:

  • Injektor kurang bersih → Penyemprotan bensin tidak efisien.
  • Sensor injeksi bermasalah → ECU salah mengatur jumlah bahan bakar.
  • Filter udara kotor → Mesin harus bekerja lebih keras.
  • Tekanan ban kurang → Mesin bekerja lebih berat karena hambatan roda meningkat.
  • CVT kotor atau bermasalah → Tenaga mesin tidak tersalurkan dengan baik.

7. Motor Bergetar Saat Tarikan Awal

Penyebab:

  • Kampas ganda aus atau kotor
  • Rumah roller CVT kotor atau sudah tidak presisi
  • V-Belt mulai menipis
  • Grease pada pulley kering

8. Kelistrikan Tidak Stabil (Lampu Redup / Speedometer Error)

Penyebab:

  • Aki mulai lemah atau soak
  • Kiprok (regulator) rusak
  • Stator atau spul pengisian lemah
  • Soket atau kabel ada yang longgar atau putus

Solusi dan Pencegahan

  • Rutin servis berkala sesuai jadwal (4.000 km, 8.000 km, 12.000 km, dll).
  • Gunakan bahan bakar berkualitas (minimal RON 90 atau lebih tinggi).
  • Jaga kebersihan CVT dan throttle body agar performa tetap optimal.
  • Cek kondisi aki dan kelistrikan secara berkala.
  • Gunakan sparepart asli Honda agar lebih awet dan sesuai spesifikasi.

Kalau ada gejala yang mencurigakan, lebih baik dicek lebih awal supaya tidak merembet ke komponen lain. Mau coba diagnosa sendiri atau lebih nyaman bawa ke bengkel?

6.PEMBACAAN DATA LIST 

Cara Melakukan Pembacaan Data List Menggunakan Scan Tools pada Motor Beat FI

Pembacaan data list dengan scan tools dilakukan untuk menganalisis parameter sensor, sistem injeksi, dan performa mesin secara real-time. Berikut langkah-langkahnya:


1. Persiapan Scan Tools

Pastikan motor dalam kondisi baik → Baterai (aki) cukup daya.
Gunakan scan tools yang kompatibel → Bisa menggunakan Honda HDS, OBD universal dengan adapter FI, atau scan tools aftermarket khusus Honda.
Pastikan konektor DLC tersedia → Biasanya terletak di bawah jok atau dekat boks sekring.


2. Menghubungkan Scan Tools ke Motor

  1. Matikan kontak (OFF) untuk menghindari lonjakan arus listrik.
  2. Colokkan konektor scan tools ke DLC (Data Link Connector).
  3. Hidupkan kunci kontak ke posisi ON (jangan nyalakan mesin dulu).
  4. Tunggu scan tools menyala dan membaca ECU.
  5. Pilih menu "Read Data List" atau "Live Data" untuk melihat parameter mesin.

3. Pembacaan Parameter Data List

Berikut beberapa parameter yang bisa dibaca dengan scan tools:

Parameter Fungsi & Keterangan
RPM Engine Putaran mesin dalam satuan RPM
TPS (Throttle Position Sensor) Posisi bukaan gas dalam persen (%)
ECT (Engine Coolant Temperature) Suhu mesin (jika ada sensor pendingin)
IAT (Intake Air Temperature) Suhu udara yang masuk ke mesin
MAP (Manifold Absolute Pressure) Tekanan udara di intake manifold
O2 Sensor (Oxygen Sensor) Mengukur kadar oksigen di gas buang
Injector Pulse Width Durasi penyemprotan bensin (ms)
Battery Voltage Tegangan aki (ideal 12V-14V)
Idle RPM Putaran mesin saat idle (standar Beat FI: 1.500 ± 100 RPM)
Fuel Pump Voltage Tegangan ke pompa bahan bakar
Ignition Timing Sudut pengapian mesin

4. Analisis Data List

Jika parameter normal → Motor dalam kondisi baik.
Jika ada nilai yang tidak sesuai → Bisa jadi ada masalah pada sensor, kelistrikan, atau sistem injeksi.

Contoh analisis:

  • TPS tidak berubah saat gas ditarik → Sensor TPS rusak atau soket lepas.
  • MAP Sensor menunjukkan tekanan tidak normal → Ada kebocoran vakum di intake manifold.
  • O2 Sensor tidak berubah saat akselerasi → Sensor bermasalah atau injeksi tidak bekerja optimal.
  • Tegangan aki di bawah 12V saat mesin hidup → Pengisian aki lemah, cek kiprok atau spul.

5. Reset ECU Jika Diperlukan

Jika ada error atau parameter yang kurang akurat, bisa melakukan reset ECU melalui scan tools:

  1. Pilih menu “Erase DTC” atau “Reset ECU”.
  2. Matikan kontak selama beberapa detik.
  3. Nyalakan kembali motor dan lakukan test ride.

PENGUKURAN 

Cara Menggunakan Cylinder Bore Gauge untuk Mengukur Diameter Silinder

Cylinder Bore Gauge digunakan untuk mengukur keausan dan keovalan (ovalitas) lubang silinder pada mesin. Alat ini penting untuk memastikan apakah silinder masih dalam batas toleransi atau perlu dilakukan oversize/rebore.


1. Persiapan Alat dan Motor

Siapkan peralatan:

  • Cylinder Bore Gauge
  • Mikrometer luar (untuk kalibrasi)
  • Buku spesifikasi mesin (toleransi diameter silinder)
  • Kain lap (untuk membersihkan silinder)

Pastikan silinder bersih:

  • Bersihkan dinding silinder dari kotoran, oli, atau kerak karbon agar hasil pengukuran akurat.

2. Kalibrasi Cylinder Bore Gauge

Sebelum digunakan, Bore Gauge harus dikalibrasi sesuai dengan ukuran standar silinder motor:

  1. Gunakan mikrometer luar untuk menyetel ukuran awal sesuai diameter standar silinder motor (contoh: 50 mm untuk motor 110 cc).
  2. Tempatkan ujung dial bore gauge ke dalam mikrometer.
  3. Putar skala dial hingga menunjuk angka nol (0) → Ini akan menjadi titik referensi awal.

3. Cara Pengukuran di Silinder

  1. Masukkan Bore Gauge ke dalam silinder secara perlahan hingga bagian pengukur (anvil) menyentuh dinding silinder.
  2. Posisikan alat tegak lurus dengan poros silinder agar hasil akurat.
  3. Gerakkan alat naik-turun secara perlahan untuk mencari titik diameter terbesar dan terkecil.
  4. Catat hasil pengukuran yang terlihat pada dial indikator.

4. Mengukur Keausan dan Ovalitas

Untuk mengetahui kondisi silinder, lakukan pengukuran pada tiga titik ketinggian berbeda di dalam silinder:

  • Bagian atas (dekat TMA / Top Dead Center)
  • Bagian tengah
  • Bagian bawah (dekat TMB / Bottom Dead Center)

🔹 Jika perbedaan hasil lebih dari batas toleransi, berarti silinder sudah aus atau oval dan perlu oversize.


5. Analisis Hasil Pengukuran

Hasil Pengukuran Kesimpulan
Selisih antar titik kecil (0,01-0,03 mm) Silinder masih dalam batas aman
Selisih antar titik besar (> 0,05 mm) Silinder sudah aus, perlu oversize
Bentuk oval terdeteksi Silinder perlu di-rebore atau diganti

Kesimpulan

Bore Gauge membantu mengetahui kondisi silinder secara akurat tanpa perlu menebak-nebak.
Jika silinder aus melebihi batas toleransi, solusinya bisa oversize piston atau ganti liner silinder.
Lakukan pengukuran di beberapa titik untuk memastikan bentuk silinder masih presisi.

Kalau perlu bantuan untuk membaca hasil atau spesifikasi mesin tertentu, bisa kasih tahu detail motornya!

RUMUS 

Pengolahan Data Hasil Pengukuran Silinder dengan Rumus Ketirusan dan Keovalan

Setelah melakukan pengukuran menggunakan Cylinder Bore Gauge, data yang diperoleh perlu diolah untuk mengetahui apakah silinder mengalami keausan, ketirusan (taper), atau keovalan (ovalitas).


1. Pengolahan Data untuk Menghitung Ketirusan (Taper)

Ketirusan terjadi jika diameter silinder berbeda antara bagian atas dan bawah akibat gesekan piston yang tidak merata.

Rumus Ketirusan:

Taper=Diameter Silinder Bagian AtasDiameter Silinder Bagian Bawah\text{Taper} = \text{Diameter Silinder Bagian Atas} - \text{Diameter Silinder Bagian Bawah}

  • Jika hasilnya mendekati nol (0 mm) → Silinder masih dalam batas normal.
  • Jika nilai taper terlalu besar (>0,05 mm) → Silinder mengalami keausan berlebih dan perlu direbore atau oversize piston.

Contoh Perhitungan:

  • Diameter silinder bagian atas = 50,02 mm
  • Diameter silinder bagian bawah = 49,98 mm

Taper=50,0249,98=0,04 mm\text{Taper} = 50,02 - 49,98 = 0,04 \text{ mm}

Hasil 0,04 mm masih dalam batas toleransi yang diperbolehkan.


2. Pengolahan Data untuk Menghitung Keovalan (Ovalitas)

Keovalan terjadi jika silinder berubah bentuk dari lingkaran menjadi oval akibat tekanan piston yang tidak merata, biasanya karena aus di satu sisi.

Rumus Keovalan:

Ovalitas=Diameter Silinder dalam Arah XDiameter Silinder dalam Arah Y\text{Ovalitas} = \text{Diameter Silinder dalam Arah X} - \text{Diameter Silinder dalam Arah Y}

Penjelasan:

  • Diameter X (arah piston bergerak maju-mundur)

  • Diameter Y (arah tegak lurus terhadap piston, kiri-kanan)

  • Jika hasil ovalitas > 0,05 mm → Silinder sudah tidak bulat sempurna dan perlu diperbaiki.

  • Jika hasil ovalitas ≤ 0,05 mm → Masih dalam batas normal.

Contoh Perhitungan:

  • Diameter X = 50,02 mm
  • Diameter Y = 50,00 mm

Ovalitas=50,0250,00=0,02 mm\text{Ovalitas} = 50,02 - 50,00 = 0,02 \text{ mm}

Karena hasil 0,02 mm masih dalam batas wajar, silinder masih layak digunakan.


3. Kesimpulan & Tindakan

Kondisi **Taper (Ketirusan) Ovalitas (Keovalan) Solusi
Normal ≤ 0,05 mm ≤ 0,05 mm Silinder masih aman
Sedikit aus 0,05 - 0,08 mm 0,05 - 0,08 mm Bisa diperbaiki dengan honing
Parah > 0,08 mm > 0,08 mm Perlu oversize atau ganti liner

Jadi, setelah mengukur silinder dengan bore gauge, gunakan rumus taper dan ovalitas untuk menentukan apakah masih bisa dipakai atau harus diperbaiki. Kalau butuh bantuan lebih lanjut, bisa kirim data hasil pengukuranmu!


KESALAHAN 

Masalah dalam Pengukuran Keovalan dengan Cylinder Bore Gauge

Mengukur keovalan (ovalitas) pada silinder mesin dengan cylinder bore gauge harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil yang akurat. Namun, ada beberapa masalah umum yang bisa terjadi selama pengukuran:


1. Kesalahan dalam Posisi dan Arah Pengukuran

🔴 Masalah:

  • Pengukuran tidak dilakukan pada dua arah utama (X dan Y).
  • Posisi alat miring, sehingga hasil tidak akurat.

Solusi:

  • Selalu ukur dua arah tegak lurus:
    • Arah X: Sejajar dengan gerakan piston (depan-belakang).
    • Arah Y: Tegak lurus dengan piston (kiri-kanan).
  • Pastikan alat tegak lurus dengan dinding silinder saat digunakan.

2. Kesalahan Kalibrasi Cylinder Bore Gauge

🔴 Masalah:

  • Alat tidak dikalibrasi dengan mikrometer luar sebelum pengukuran.
  • Nol (0) pada dial indikator tidak disetel dengan benar.

Solusi:

  • Sebelum mengukur, kalibrasikan bore gauge menggunakan mikrometer luar yang sudah disetel sesuai ukuran standar silinder.
  • Pastikan jarum dial tepat di angka nol (0) saat digunakan pertama kali.

3. Pengukuran Tidak Dilakukan di Beberapa Titik Silinder

🔴 Masalah:

  • Hanya mengukur satu titik, sehingga tidak bisa mendeteksi ovalitas secara keseluruhan.

Solusi:

  • Lakukan pengukuran di tiga titik berbeda dalam silinder:
    • Bagian atas (dekat TMA - Top Dead Center)
    • Bagian tengah
    • Bagian bawah (dekat TMB - Bottom Dead Center)
  • Bandingkan hasilnya untuk melihat apakah ada keausan atau ovalitas.

4. Pengaruh Kotoran atau Oli pada Dinding Silinder

🔴 Masalah:

  • Sisa oli atau kotoran bisa menyebabkan hasil pengukuran tidak konsisten.

Solusi:

  • Bersihkan silinder terlebih dahulu menggunakan lap bersih sebelum pengukuran.
  • Pastikan tidak ada residu karbon atau oli yang menempel.

5. Salah Membaca Skala pada Dial Indicator

🔴 Masalah:

  • Kesalahan membaca angka di dial indikator, terutama jika menggunakan alat dengan skala kecil (0,01 mm).

Solusi:

  • Pastikan mata sejajar dengan dial indicator untuk menghindari parallax error.
  • Ulangi pengukuran beberapa kali untuk memastikan hasilnya konsisten.

6. Bore Gauge Tidak Dipasang dengan Stabil

🔴 Masalah:

  • Bore gauge goyang atau tidak stabil saat pengukuran.

Solusi:

  • Pegang alat dengan mantap dan pastikan sensor pegas pada bore gauge menyentuh dinding silinder secara halus.
  • Jangan menekan terlalu keras atau terlalu lemah.

Kesimpulan

🔹 Keovalan (ovalitas) harus diukur secara benar dengan metode yang tepat untuk mendapatkan hasil akurat.
🔹 Kesalahan posisi, kalibrasi, dan pembacaan dial bisa menyebabkan hasil yang salah.
🔹 Gunakan teknik pengukuran yang benar, bersihkan silinder, dan lakukan pengukuran di beberapa titik untuk mendapatkan data yang akurat.

Kalau ada kendala saat pengukuran, bisa share hasilnya biar kita analisis bersama!


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama